~Selamat Datang Di Blog Saya~

Sabtu, 14 November 2015

Agar Risak Tak Kian Merusak Si Kecil


Agar Risak
Tak Kian Merusak Si Kecil
Dampak akibat perisakan terhadap anak mesti
ditangani secara dini. perisakan lewat dunia cyber tak kalah meyeramkam

B
uyung, 9 tahun menunjukan perilaku aneh sebulan belakangan ini. bocah itu kerap berjalan dalam tidur malamnya, menuju belakangrumah, dan disana disana mengorek-ngorek tanah seperti mencari sesuatu. semula orang tuanya mengira Buyung kelindur saja. “Setelah diperikasa, ternyata masalah ini bersumber dari bullying yang ia terima dari teman sekolahnya,”kata isa Multazam Noor, psikiater anak dan remaja rumah sakit jiwa Dr soeharjan di jakarta.
     Isa tak bersedia mengungkapkan identitas asli anak yang ditangani tersebut. Tapi ia memastikan perisakan(bully) terhadap buyung itu kerap terjadi, antara lain dengan menyembunyikan tempat pensil kegemarannya kadang-kadang ditong sampah “walhasil, kegelisahannya untuk menemukan kotak pensilnya terbawa sampai tidur (Tempo,2015:78)
     Bocah ini merupakan satu diantara pasien yang menjadi korban risak-yakni perilaku agresif yang dilakukan kepada anak dan remaja usia sekolah dengan cara tak menyenangkan. perilaku ini diulang atau berpotensi diulang, semisalnya mengancam, menyerang secara fisik dan mengejek, sehingga kadang menemukan kasus dimana sikecil mengalami diare, pusing, sakit perut dan mual tapi ketika di cek di rumah sakit keadaan organ tubuh anak dalam keadaan sehat.
     Perisakan belakangan ini kian parah, seiring dengan gampangnya anak kecil mengakses dunia maya lewat gadget. sebelumnya ada berbagai macam bentuk risak, yakni fisik, verbal, dan psikologis. Ini semua terjadi karen pertemuan fisik. Nah, perisakan lewat media elektronik atau cyberbullying mengancam tanpa harus ada interaksi langsung.
Risak lewat dunia cyeber itu terjadi lewat layanan diberikan telepon seluler, seperti sms, dan media sosial (FB,Twitter dll). Di indonesia risak kian marak di indonesia beberapa tahun ini kita bisa lihat pemberitaan kriminal anak-anak di telivisi. ini diakibatkan anak-anak kian gampang untuk mengakses internet dan telivisi yang tidak mendidik.
Dampak dari risak cyber sama seramnya dengan bully tradisional bahkan si korban akan mengalami tekanan dan kehilangan kepercayaan diri sehingga males bergaul akibatnya berdampak si anak akan males sekolah dan mengalami depresi. jika ini terus terjadi maka akan mengakibtkan psikotik akut yang membuat si anak berhalusinasi dan mendengarkan sesuatu dan jika si anak tidak tahan lebih parah lagi si anak yang kena perisak akan melakukan tindakan bunuh diri atau melakukan tindakan kriminal terhadap pelaku risak.
Berdasarkan hasil riset Himpunan Psikologi Indonesia 2015 memaparkan hasil yang cukup menyengangkan yakni : (1) 80% anak dan remaja Indonesia menggunakan internet, sebagian besar dari mereka online setiap hari atau setidaknya seminggu sekali. (2) 42% menyadari risiko cyeberbullying dan 13% diantara mereka menjadi korban bully selama tiga bulan sebelumnya. (3) 58% tak menyadari risiko cyeberbullying.
Dampak risak akan menimbulkan kerusakan mental dan tindakan kriminal yang tak terduga dalam jangka panjang sehingga merusakan regenarasi bangsa ini(denny).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar