~Selamat Datang Di Blog Saya~

Selasa, 17 November 2015

MATI ATAU MERDEKA MELAWAN MEA 2015



MATI ATAU MERDEKA MELAWAN 
MEA 2015
OLEH DENNY SAPUTRA

            ASEAN adalah sebuah pasar yang menggiurkan dan menarik untuk malakukan ekspansi bisnis, siapapun tak akan menyangkal dengan opini diatas tadi. Jumlah populasi ASEAN tersebesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India. ini bisa kita lihat data IHS Global Insights 2013  yang di analisis oleh globalAccenture, rata2 pertumbuhan penduduk 5% per tahun (2012-20), banyak pakar ekonomi menyatakan bahwa ASEAN akan menjadi kekuatan ekonomi nomor enam terbesar di dunia pada tahun 2020 dengan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan sekitar US$ 3,1 triliun ( berturut setelah AS, Tiongkok, Jepang, Jerman, dan India). Apalagi  dikawasan ASEAN ini memiliki 12 juta rumah tangga memasuki kategori kelas menengah, dengan tingkat belanja yang tinggi. Bahkan diprediksi nilai belanja akan meningkat 2,3 triliun walaupun ekonomi global masi belum bisa dipastikan.
            Pada desember tahun ini akan dimulai sebuah mega proyek yang telah disepakati pada beberapa tahun sebelumnya mengenai ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat ekonomi ASEAN yang akan merubah wajah Ekonomi Asia maupun Dunia, khususnya kalangan perusahaan, bisnis dan profesional yang akan menghadapinya. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Accenture ASEAN terkait implementasi resmi MEA 2015. Accenture melakukan 2 bagian dalam riset ini yaitu :
1.      Fokus kepada bagian bagaimana memahami integrasi kawasan ASEAN yang dibagi beberapa aspek yaitu menindentifikasi peluang, tantangan serta melihat kesiapan menjalani MEA
2.      Fokus kepada bagian pergeseran atau dampak di dunia diakibatkan MEA, misalnya pergeseran pekerja, yang di lihat dari indikator kemajuan teknologi dan keunikan ASEAN atau demografis.
            Pada riset ini, responden survei ini para eksekutif untuk memperoleh pandangan dan integritas dan potensi kawasan ASEAN yang mewakili perusahaan besar dan kunci ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Thaliland dan Fhilipina dari 4 negara tersebut diambil sampel 40 responden tiap negara. 73 % responden perusahaan industri produk dan sisahnya adalah jasa, 27% perusahaan multinasional, 46% perusahaan regional dan 27% perusahaan lokal besar.
            Hasilnya riset pertama tersebut adalah mayoritas sekitar 67% menyatakan pesimis bahwa proyek ini akan berjalan sesuai jadwal dan 33% optimisi bisa manjelankan sesuai jadwal, ini tidak dipungkiri dengan kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil dan sulit diprediksi tapi berdasarkan hasil riset ini Level keyakinan tertinggi di justru Fhilipina 51% dan Indonesia 42%. Jika melihat hasil riset antusias dalam menyikapi MEA ini lagi – lagi relatif tertinggi adalah Indonesia 79% dan Fhilipina 78%. Dalam hal perusahaan yang mengambil manfaat dari penerapan MEA, hanya 37% responden di ASEAN yang melakukannya kesimpulan dalam riset pertama ini bahwa semua kalangan berharap dapat memperluas kehadiran mereka kawasan ASEAN ini disebabkan oleh akses lebih besar dipasar ASEAN, kemudahan dalam investasi dan optimalisasi operasional dalam menggunakan talenta dari kawasan ASEAN.
            Hasil Riset Kedua menyimpulkan bahwa akan ada 5 pergeseran besar yang terjadi di ASEAN yang akan membentuk skema baru yaitu :
1.      Adanya angkatan multigenerasi yang beragam
2.      Adanya pola pikir dan keahlian yang dibutuhkan
3.      Angkatan kerja mendambakan pengalaman customized
4.      Angkatan kerja terorganisasi dengan cara yang berbeda
5.      Angkatan kerja terintegrasi secara dengan sumber daya eksternal dengan ekosistem terbuka
            Dalam penjelasan point di atas berdasakan riset dan analisis bahwa pekerja muda dan tua akan bekerja sama. Pada tahun 2020  55% populasi pekerja ASEAN akan masuk kelompok 20-39 tahun. Pekerja wanita diperkirakan lebih banyak dilihat paham feminisme sudah mulai mengakar.
            Berdasarkan riset diprediksi pekerja masa depan akan meningkatkan keahlian di bidang literasi digital. dan menggabungkan antara keterampilan digital dengan soft skill seperti adabtibilitas, problem solving, dan critical thingking.
            Berdasarkan riset diperkirakan bahwa pekerja lebih memilih pekerjaan yang ada unsur customizet berupa pengalaman pekerjaan, bekerja dimana saja dan kapan saja tidak melulu berorientasi dengan gaji dan uang. tapi hasil ini tidaklahlah mudah untuk dicapai dan mengubah budaya yang telah ada dalam suatu negara, perusahaan atau organisasi yang akan menjadi tombak MEA ini. akan banyak tantangan yang harus dihadapi.
            Tapi bagaimana dengan Indonesia menghadapi MEA? bagi saya pribadi riset-riset diatas tidak memberikan gambaran penuh tentang indonesia dalam dampak yang akan dihadapi ketika MEA ini akan berlangsung. Karena apa? karena respondennya adalah perusahaan besar yang ada di indonesia. padahal kita tau dengan jumlah penduduk yang besar tidak seimbang dengan jumlah perusahaan yang besar yang sedikit di negara ini baik milik BUMN maupun Swasta lokal. bahkan kalau kita lihat baik dari sejarah maupun bukti lapangan sekarang indonesia memiliki pelaku usaha kecil menengah yang banyak. dan mereka ini yang akan menopang ekonomi indonesia di masa datang seperti krisis ekonomi di era soeharto bukan perusahaan besar.
            Apalagi MEA bagi indonesia menurut kaca mata saya seperti kesempetan atau malah ancaman yang dapat merusak tatanan ekonomi nasional. Apabila bangsa ini tidak siap menghadapi ini bisa dilihat ada beberapa bidang yang belum dikuasai oleh perusahaan, pemerintah maupun pelaku bisnis misalnya supply chain yang membutuhkan teknologi maju, bidang pemasaran dari B-to-B, dan bidang keuangan.
            Siap tidak siap kita harus menerimanya, kecuali ada revolusi besar dari kabinet kerja jokowi. ya sudahlah sekarang kita fokus untuk mencari solusi yang tepat dalam mengahadapi MEA yang sebentar lagi akan datang. Sebelum itu kita harus menganalis terlebih dahulu tantangan yang dihadapi bangsa ini dalam menghadapi MEA sehingga bisa menghasilkan strategi yang tepat, ada beberapa tantangan misalnya :
1.      Perbedaan kualitas manusia yang belum mampu bersaiang oleh masyrakat dan pekerja indonesia. Karene jika MEA akan berlangsung perusahaan akan memilih dan memikat talenta pekerja yang tepat.
2.      Defisit teknologi, perkembangan teknologi di indonesia sangat lambat dari pada negara – negara seperti singapura dan malaysia
3.      Perusahaan di indonesia masi banyak menggunakan sistem hiaraki dalam pengambilan keputusan sehingga pengambilan memerlukan waktu yang lama.
4.      Dunia bisnis akan penuh dengan kompetisi sengit dan mobile.
5.      Budaya indonesia yang beragam, dan sulitnya beradaptasi
            Adapun staregi digunakan untuk menghadapi MEA dalam waktu dekat ini yaitu
1.      Bagi perusahaan kecil dan menengah, harus mampu mengambil keputusan mempertahankan pasar domestik atau melakukan ekpsansi ke luar, tentu harus ada pertimbangan-pertimbangan.
2.      Bagi perusahaan kecil dan menengah, harus mampu memikirkan model bisnis yang cocok buat mereka untuk menempati posisi pasar  yang kuat
3.      Bagi perusahaan kecil dan menengah mempertimbangkan modifikasi branding, pemasaran, dan penjualan untuk mencapai target pasar secara detail.
4.      Bagi pelaku usaha harus berfikir war of talent dan mefokuskan pada pembangunan pengalaman bekerja, masuk ke ekosistem skill yang lebih luas dan beradaptasi untuk selalu berubah ke arah yang lebih baik.
5.      Pengambilan keputusan yang tepat khususnya dengan lembaga pendidikan untuk memabangun sdm yang berkualitas yang bermitra dengan industri sehingga membangun infrastruktur vital yakni SDM yang berkualitas.

            Data terahkir yang saya dapat jumlah tenaga asing di indonesia sekitar 70 ribu orang. Dari jumlah itu hanya 13% berasal dari ASEAN. Sisanya adalah dari luar ASEAN seperti Jepang, Korea selatan, Tiongkok, dan India. Bayangkan jika keran MEA dibuka, tentuk porsi orang ASEAN akan lebih tinggi, lalu bagaimana nasib pekerja indonesia? dimana posisi pekerja Indonesia? Apakah tergurus dengan kompentisi atau bertahan maju kedepan? biar waktu yang menjawab.

Referensi   : Berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar