~Selamat Datang Di Blog Saya~

Sabtu, 14 November 2015

Materi Public Speaking Oleh Denny Saputra



Public Speaking

Oleh Denny Saputra 

1.    Latar Belakang
Diantara Salah satu Karunia Gusti Allah yang paling besar bagi umat manusia adalah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya dengan bunyi yang dikeluarkan dari mulutnya. Berbicara telah membedakan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lainya. Kambing hanya bisa mengembek, anjing mengonggong tapi mereka tak mampu untuk bercerita dengan sesama mereka. Dengan berbicara, manusia mengungkapkan dirinya, mengatur lingkunganya dan pada akhir menciptakan bangunan Budaya yang dapat kita lihat saat ini.

       Lama Sebelum lambang – lambang ditemukan digunakan, orang sudah menggunakan bicara sebagai alat komunikasi bahkan, setelah era sekarang berbicara menjadi sangat dominan. berbicara tidak dapat digantikan dengan tulisan karena apa? karena dengan berbicara dapat menciptakan suasana lebih akrab, lebih personal, dan lebih manusiawi. Tidak dipungkiri ilmu dalam berbicara menjadi hal yang penting baik secara pribadi manusia maupun membangun sebuah organisasi yang aktif.

       Hitler berkata dalam bukunya Mein Kampf “ Setiap gerakan besar didunia ini dikembangkan oleh ahli-ahli pidato dan bukan oleh jago-jago tulisan” begitu luar biasa kemampuan berbicara sehingga mampu membawa tokoh yang sangat berpengaruhi di era perang Dunia II dan membawah posisi tertinggi di Jerman ketika itu. Hasil penelitian membuktikan 75% kegiatan manusia adalah berbicara dan hampir mayoritas kegiatan komunikasi berbentuk berbicara. Berbicara juga menunjukkan identitas bangsa, berbicara mengungkapan apakah kita orang terpelajar atau kurang ajar!.

       Penting bagi Organisasi kampus untuk dapat meningkatkan kualitas public speaking kadernya untuk dapat berkomunikasi dengan steak holder seperti rektorat, sesama organisasi internal, organisasi eksternal atau masyrakat, oleh karena itu materi public speaking  menjadi materi wajib oleh organisasi Fordimapelar Untag Surabaya.

2.    Sejarah
Ilmu Retorika atau Public Speaking Setua kehidupan Manusia. Gaya Public speaking yang fasih dan lancar pertama kali dipertunjukan oleh upacara adat misalnya kelahiran, kematian, lamaran, pernikahan dll. banyak sekali peristiwa sejarah disebabkan oleh pidato-pidato besar. Disini akan kita bahas sejarah retorika yang pandangannya ke arah barat yakni yunani dan romawi.

       Sejarah retorika tak lepas dari kenagarawan atau politik tiap-tiap bangsa yang ada didunia ini, maka tak dipungkiri kejadian-kejadian besar yang tercatat di sejarah dibuat atau disusun oleh pidato-pidato besar. berdasarkan literatur sistematis retorika di cetuskan oleh bangsa yunani tapi dipungkiri di bangsa, dan daerah lain telah tumbuh juga.

       Sistematis Retorika disusun oleh orang-orang Syracuse, yakni orang-orang yang berada di pulau sicilia di yunani. Bertahun- bertahun pulau sicilia ini dukuasai oleh pemerintahan yang tiran, sehingga semua milik orang syracuse diambil dengan paksa baik tanah, rumah dll. atas perlakuan yang kejam ini orang syracuse dipulau sicilia menderita sehingga penderitaan ini menciptakan perlawan dari warga sipil yang disebut revolusi sicilia hingga pemerintahan tirani runtuh. di buatlah pemerintahan yang baru dan demokratis yang memiliki tujuan untuk mengembalikan seluruh kekayaan rakyat pulau sicilia, disini permasalahan terjadi sehingga memunculkan sebuah sistematis retorika yang pertama. pemerintahan kesulitan mengambalikan harta warga karena disebabkan begitu banyak yang mengklaim harta masing apalagi di era tersebut tak ada surat akta tana dll sehingga warga yang tidak mampu mempertahankan argumen public speaking mereka, maka mereka akan kalah walaupun itu adalah banar-benar kekayaan mereka.

          Melihat permaslahan itu lembaga sosial di zaman itu yang bernama Corax menuliskan makalah retorika, yang diberi nama Techne Logon ( Seni Kata-kata ) yang membantu masyarakat sicilia yang tak pandai berbicara. makalah ini menggunakan teknik kemungkinan dalam setiap dasar ilmu retorikanya dengan sub bagian yang sistematis yaitu Pembukaan, Uraian, Argumen, Penjelasan Tambahan, dan Kesimpulan. Dari pondasi dasar ini maka retorika barat berkembang hingga saat ini.

3.    Retorika Modern
Jika kita melihat sejarah Retorika di bagi menjadi 3 Sejarah yaitu Retorika era Awal, Pertengahan dan Modern. disini kita akan membahas retorika yang telah berkembang sesuai kebutuhan modern. Di era modern ini retorika telah berkembang 3 aliran retorika yaitu :
1.      Aliran Epistomologis
Aliran ini menekankan pada proses psikologis, teori pengetahuan ( motode, sifat dan batas pengetahuan manusia )
2.      Aliran Belles Letters
Aliran ini fokus kepada keindahan kata-kata, bahasa, gerak tubuh, esensi pesan yang disampaikan dalam retorika tapi aliran ini megabaikan segi informatifnya.
3.      Aliran Ekokusionis
Aliran ini Fokus kepada penyampaian pidato dan orasi Praktis, misalnya ketika “ Pembicara tak boleh terlihat melantur, ia harus mengarahkan matanya kepada pendengar dan mejaga ketenangannya”.

       Seorang pidato intelektual akan mengabungkan ketiga aliran ini  yakni aliran epistomologis sebagai penguat pidato berupa teoritis, aliran Belles Letters sebagai seni bahasa yang disampaikan sehingga enak didengar oleh pendengar, aliran Ekokusionis sebagai gaya gerak  tubuh. oleh karena itu  Penting bagi kader Fordimapelar untuk memahami dan mempraktekan retorika modern untuk membantu tercapainya iklim ilmia dikampus.

4.    Tahap Persiapan Pidato
Sebelum kita memulai pidato kita harus mempersiapkan tahapan awal persiapan pidato berupa Jenis pidato apa yang kita lakukan, topik dan tujuan buat apa pidato disampaikan dan pengembangan bahasa seperti apa yang sesuai dengan pendengar agar pidato ya disampaikan tersampaikan dengan baik.

       Kita harus memahami jenis-jenis pidato agar kita dapat memilih pidato yang sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan literatur pidato di bagi 4 macam yaitu :
1.      Pidato Impromtu
Pidato ini adalah pidato yang disampaikan secara dadakan dan spontanitas, bagi yang terbiasa berpidato atau public speaking pidato impromtu menjadi hal yang biasa, karena telah terbiasa berbicara didepan umum. Ada beberapa keuntungan Impromtu yaitu : pidato jenis ini mengungkapan perasaan yang sebenarnya karena pelaku tak harus memikirkan sebelumnya apa yang disampaikan, gagasan yang disampaikan terkesan lebih segar dan baru karena terjadi spontanitas, pidato jenis ini memakasa anda untuk berfikir terus menerus. tapi ada juga beberapa kerugian dalam impromtu jika pembicaranya masih hijau yaitu : informasi yang disampaikan terlihat masi mentah, pelaku penyampaian tersendat dalam menyampaikan pidatonya, gagasan yang disampaikan bisa saja ngawur, kemungkinan demam panggung akan sangat terasa oleh sang pelaku. tapi jika situasi ini tak dapat dihindari ada beberapa tips misalnya : mulailah berjalan dari belakang pendengar, tarik nafas untuk menenangkan grogi, buatlah salam pembuka yang banyak (selamat pagi, assalamualaikum, salam sejahterah dll) untuk mengkondisikan grogi, mengaku dan jujur kepada pendengar bahwa saya grogi, meyususun teknik global pidato misalanya pembukaan, isi, pemecahan masalah, perbandingan, kesimpulan dan penutup yang berkesan.
2.      Pidato Manuskrip
Pidato ini menggunakan naska dari awal hingga akhir pidato, sehingga pidato ini terkesan membacakan pidato. Jenis pidato ini biasanya diperlukan oleh tokoh nasional, sebab kesalaha kata saja dapat menimbulkan masalah dan kekacauan bagi sang pembicara. manuskrip juga digunakan oleh para ilmuwan untuk menyampaikan hasil karya ilmianya dengan data-data yang dikumpulkanya. Ada beberapa keuntungan jenis pidato ini : kata-kata dapat dipilih dengan baik dan benar, kefasihan bicara dapat tercapai karena hanya membaca, hal-hal yang ngawur dan menyimpang dapat dihindari, manuskrip dapat diterbitkan dan diperbanyak. ada keuntungan ada juga kerugian dalam jenis pidato ini yaitu : Jenis pidato ini terkesan boring, keruang hidup dalam berkomunikasi, pembuatannya lebih lama. Tapi kekurangan jenis pidato ini dapat ditutupi dengan beberapa tips yakni : setelah menyusun semua pidato susunlah gambatan isi pidato, baca naska pidati ini beberapa kali sambil membayangkan pendengar, gunakan percakapan yang lebih informal dan langsung seperti melihat pendengar, hafalkan sekedarnya, siapkan manuskrip dengan ketikan besar dan 3-4 spasi sehingga mudah dilihat dan batas pinggir yang luas.
3.      Pidato Memoriter
Pidato ini sama dengan pidato manuskrip tapi perbedaanya pidato ini terkesan dihafal dari awal pidato hingga selesai pidato.
4.      Pidato Ekstempore
Jenis pidato ini adalah jenis pidato yang paling baik, paling digemari, paling sering digunakan. Pidato ini menggunakan Out Line ( Garis Besar ) Isi pidato dan Supporting Point ( Penunjang Pembahasan ) tetapi pembicara tidak menghapal maupun mengingat kata demi kata yang ada pada naska pidatonya. ada beberapa keuntungan jenis pidato ini adalah : komunikasi dengan pendengar lebih langsung dan intensif, pesan dan gaya dapat lebih fleksibel, dan kerugian dalam jenis pidato ini pada dasarnya tidak ada kecuali bagi para juru pidato pemula misalnya : kefasihan dalam penyampaian pidato, pemilihan bahasa yang jelek, grogi, kurang siap dalam segala hal. piadato ini perlu latihan demi latihan.
       Setelah kita memahami jenis pidato yang kita gunakan sesuai kebutuhan dan kemampuan, maka setelah itu kita menentukan topik pidato apa yang ingin kita sampaikan kepada pendengar. ada beberapa tips dalam menentuka topik yang baik yakni : Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan kita, karena jika kita menggunakan latar belakang pengetahuan kita, kita lebih gampang dalam menyusun, menyampaikan dan mendalami isi pidato tersebut, dan terkesan anda lebih ahli, topik harus menarik bagi anda dan pendengar, Topik harus mudah dipahami oleh pendengar, Topik harus ditunjang dengan bahan atau data yang lain.

       Setelah menentukan Topik Pidato sehingga menghasilkan judul pidato maka jangan lupa tentukan tujuan pidato tersebut, jika berlandaskan teori pada umumnya tujuan pidato dibagi 2, yang pertama Tujuan umum dan kedua Tujuan Khusus. Jika kita membedah Tujuan umum kita dapat menemukan 3 yaitu : Informatif ( Informasi ), Persuasif ( Mempengaruhi) dan Rekreatif ( menghibur ) tapi dengan berkembanganya ilmu public speaking 3 kombinasi tujuan umum ini dapat dijadikan satu ketika melakukan implementasi penyampaian pidato. sedangkan tujuan khusus adalah tujuan atau maksud pribadi pidato yang akan diselipi dalam pidatonya. Misalnya :
Topik                      : Public Speaking
Judul                       : Public speaking membangun organisasi
Tujuan Umum        : Informatif
Tujuan Khusus       : - Pendengar dapat mengetahui peran public speaking dalam organisasi
                                 - Memberikan simulasi dan praktek

       Selanjutnya dalam persiapan pidato kita harus mengembangkan bahasa yang akan digunakan ada beberapa tips dalam pengembahan bahasa dalam penyampaian pidato yaitu : memberikan penjelasan ( misalnya definisi dll), Memberikan Contoh kasus sehingga memudahkan pemahaman pendengar, Memberikan Analogi yakni perbandingan untuk melihat kesamaan dan perbedaan, Memberikan Testimoni atau Kutipan para Ahli, Memberikan statistik agar penyampaian yang disampaikan lebih akurat dalam hal data dan dapat dipertanggung jawabkan,  memberi kata perulangan yang menjadi dasar dan masksut isi pidato.

5.    Tahapan Penyusunan Pidato
Boleh kita berbicara jujur kadangkala ketika ketika mendengar pidato ataupun mendengar dosen di kelas yang begitu panjang tapi tidak direspon oleh pendengar dengan baik, terkesan membosankan walaupun sang pendengar diam dan taat tapi dalam kedaan terpaksa sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh pendengar tak tersampaikan, sehingga yang dihasilkan hanya kelelahan dan penghabisan waktu. Ini dapat disebabkan karena gaya penyampaian  pidato, isi pidato, dan menghidupkan suasana pidato atapun tidak mengenal karakter sang pendengar. oleh karena itu penting bagi sanga juri pidato memahami prinsip dasar komposisi pidato, pesan pidato, membuat garis besar pidato, memilih kata-kata yang tepat, membuka dan menutup pidato.

       Dalam Prinsip dasar Komposisi pidato Raymond S Ross, mengatakan ada tiga yakni : Unity (Kesatuan) maksudnya adalah pidato yang disampaikan dari pembukaan, isi, kesimpulan dan penutup dalam sisitematis kesatuan yang tak dapat dipisahkan. yang kedua adalah Pertautan adalah kalimat ataupun kata penyambung dala setiap unsur pidato kita untuk dapat menyususun pidato yang lebih mudah dipahami. yang terahkir adalah Titik Berat, 2 kesatuan komposisi tadi fungsinya memudahkan pendengar untuk memahami makna dalam isi pidato, sedangkan titik berat dalam komposisi adalah memberikan garis merah atau slogan yang kuat dalam pidato yang ingin ditonjolkan misalanya pemikiran baru, gagasan, argumen dengan menggunakan gaya uraian lisan yang hentian, intonasi nada, perubahan nada, dll

       Menyusun pesan pidato sama pentingnya dengan memahami prinsip dasar Komposisi pidato. menyusun pesan pidato sama halnya dengan menyusun organisasi, oleh karena itu organisasi pesan sangat penting agar pesan yang disampaikan lebih teratur, ada 6 cara urutan awal dalam pidato yaitu : Urutan Deduktif maksutnya pembukaan pidato dimulai dengan gagasan utama, penjelasan, informasi penunjang, kesimpulan dan bukti, sedangkan induktif kebalikannya. urutan selanjutnya yaitu urutan kronologis, pesan ini disampaian berdasarkan urutan waktu baik kedepan maupun kebelakang. urutan ke 4 adalah Logis, adalah urutan dengan konsep sebab akibat atau akibat ke sebab. urutan ke 5 adalah spasial, pesan yang berhubungan dengan geografis dan tempat. urutan terahkir adalah Topikal, urutan yang sesuai dengan topik yang saling sistematis.

       Raymond S Ross menganjurkan penyususunan pesan dalam pidato yaitu : (1)Perhatian, Timbulkan kesan perhatian yang wow kepada pendengar sehingga seakan-akan sang pembicara mersakan apa yang dirasakan oleh sang pendengar dan objek tertentu (2)Kebutuhan, bangkitkan minat pendengar dan terangkan bahwasannya itu masalah atau kepentingan mereka juga (3)Rencana dan Keberatan, Jelaskan konsep pemecahan masalah, dengan gaya  kepribadian dan ilmu pengetahuan sang pendengar (4) Penegasan Kembali, penegesan kata pokok pesan yang ingin disampaikan  dengan ikhtisar, tinjauan, singkat dan kata-kata yang mudah diingat (5) Tindakan, Menunjukan Secara jelas tindakan yang harus mereka lakukan.
      
       Setelah melakukan penyususunan pesan, dibuatlah garis besar pidato untuk membantu dalam penyampaian pidato tersebut. Garis besar pidato adalah konsep global dari pidato tersebut tapi harus sistematis dan mudah dimengerti oleh sang pembicara. Ada ciri-ciri Garis besar yang baik yaitu : (1) Garis besar terdiri dari 3 bagian yaitu Pengantar, isi, dan penutup (2) jika menggunakan lambang, harus teratur dan dipahami. Ada beberapa Jenis Garis besar yaitu (1) Garis besar lengkap, garis besar yang lengkap kata demi kata, sehingga menghindari dari kesalahan kekurangan kalimat atau kata (2) Garis besar singkat, yaitu garis besar yang singkat digunakan sebagai pengingat (3) Garis besar alur teknis, yaitu garis besar double karena dilengkapai dengan garis besar teknis yang berisi gaya bicara, intonasi dll.

       Dalam Penyusunan pidato harus deperhatikan pemilihan kata, karna pemilihan kata sangat berpengaruh luar biasa dalam berpidato, misalnya orang desa akan merasa tersinggung jika kita menyebutnya bodoh atau keterbakangan, tapi jika kita menyebunya dengan belum memahami maka hasilnya pun akan berbeda. selain itu kata-kata juga mencerminkan tingkah laku dan struktur bicara sosial pembicara oleh karena itu ada beberapa tips dalam pemilihan kata-kata misalanya : (1) Kata Harus jelas, maksutnya adalah kata-kata harus spesifik, mudah dipahami, sederhana, Menghindari kata2 mumbazir yang akan membingungkan pendengar.(2) Kata Harus tepat, maksutnya adalah kata-kata disampaikan harus sesuai dengan situasi pendengar, hindari kata klise, jika menggunakan bahasa pasaran, harus berhati-hati dalam menggunaknya, hati-hati dalam penggunaan asing yang belum tentu dipahami oleh pendengar, Hindari kata-kata vulgarisme dan tidak sopan (3) Jangan terlalu sering menggunakan kata efuisme, yang ahirnya menutupi intisari yang ingin disampaikan. (4) kata harus menarik, misalnya kata harus menyentuh perasaan pendengar, Gunakan kata berona maksutnya adalah kata simbolis yang memiliki makna emosianal, Gunakan bahasa yang figuratif seperti kata sastra-sastra  indah misalnya asosiasi, metafora, personafikasi dan antitesis, gunakan kata aktif dan bergerak.

6.    Tahap Penyampaian Pidato
Ketika kita mulai belajar pidato, public speaking atau retorika dan mempraktekan kedalam pidato kita yang pertama kali pasti kita mersakan yang namanya grogi, jantung berdetuk dengan kencang, keringat bercucuran dari kepala dan tangan, sehingga menimbulkan kecemasan dalam berpdato. Kecemasan dalam berkomunikasi adalah batu sandungan yang harus dilewati oleh sang pembicara. Ia menghilangkan kepercayaan diri. Kecemasan berkomunikasi amat mempengaruhi kredibilitas komunikator. Betapa pun bagusnya pesan yang disampaikan, betapun sistematisnya organisasi pesan yang anda buat, tanpa kepercayaan diri dan kredebilitas anda akan kehilangan pengaruh pendengar sekaligus.

       Membangun Kepercayaan diri dan Kredebilitas dalam penyampaian pidato sangatlah penting. Kita bisa mendiagnosis gejala yang ditimbulkan atas kecemasan dalam berkomunikasi misalnya : detak jantung yang kecang, telapak tangan atau punggung berkeringat, napas terengah-terangah, mulut kering dan sukar menelan, ketegangan otot dada, leher dan kaki, tangan atau kaki bergetar, suara bergetar atau parau, lupa atau ingatan hilang, tidak konsentrasi. Menurut para ahli ini adalah gejala alamia kepada ancaman tiap makhluk hidup. makanya setiap makhluk hidup mendapat ancaman apakah dia berlawan, atau melarikan diri.

       Ada beberapa sebab terjadi Kecemasan komunikasi yaitu (1) Tidak tau harus apa yang dilakukan, ia tidak tau memulai pembicaraan, tidak memperkirakan apa yang terjadi, ia menghadi ketidak pastian oleh karena itu latihan dan pengalaman akan menjawab permasalahan itu (2) Karena ia tau akan dinilai, jika berhadapan penilaian orang lain selalu membuat kita menjadi nerves, oleh karena itu buanglah anggapan seperti itu, walaupaun gagal lamjutkan kawan (3) Zona Life Sempit, karna tidak memperbesar daya adaptasi kehidupan sehingga membuat gampang gugup jika ditempat asing.

       Setiap manusia akan pasti mengalami yang namanya demam panggung, oleh karena itu janganlah berkecil kita tidak dapat menghilangkan demam panggung tapi mengendalikannya yaitu dengan (1) Meningkatkan tentang pemahaman retorika mulai dari persiapan, penyusunan dan penyampaian pidato, pengetahuan retorika memberikan kepastian tentang apa yang harus dilakukan dan apa reaksi pendengar jika kita bertindak A dan B (2) Berlatihlah Menulis naska Pidato terlebih dahulu, kembangkan daya imajinasi kata indah anda terlebih dahulu mulai dari pemilihan topik, perumusan judul, menentukan tujuan, mengembangkan bahasa, membuat garis besar pidato, menyususnya secara sistematis, menyususn kembali pidato dengan komposisi retorika, menyunting kata-kata yag sesuai dengan reaksi  ingin diharapkan (3) Berlatihlah ditempat yang sunyi depan kaca, gambarkan dibenak anda, anda lagi berbicara di depan ribuan massa, dan latihanlah dengan berbagai macam gaya, ubahlah gaya suara anda mulai datar, menaik, menurun, berbisik, membentak, mengeluh, tenang, hidup, bergelora atau olah vokal (4) mengamalkan ilmu dan pengetahuan kepada semua orang (5) Gunakan teknik relaksasi yang nyaman bagi anda (6) Memancing respon pendengar (7) Jujur Kepada pendengar (8) Tempo lambat.

       Banyak sekali orang berbicar dengan baik dan lancar tapi banyak juga yang tidak mendengarkan, ini disebabkan tidak adanya kredibilitas dalam diri pembicara. ada beberapa tips untuk meningkatkan kredibilitas yaitu (1) Latar belakang Pembicara (2) Good Sense, maksutnya adalah pendengar menyukai apa yang dibicarakan, membangun good sense yaitu dengan tidak mengurui, menggunakan pendekatan rasioanal, sopan dan santun, jujur (3) Good Character, yakni ahklak yang baik, kejujuran, ketulusan, integritas.(4) Good Will, maksutnya kesiriusan seorang pembicara (5) Dinamisme, pembicara mencerminkan pendengar.

       Ada beberapa prinsip dalam penyampaian pidato yaitu (1) Kontak, maksutnya menjalin hubungan dengan pendengar (2) Olah Vokal, Mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan, atau kalimat. ada beberapa hal dalam vokal yang harus diperhatikan misalnya kejelasan, keragaman, ritma (3) Olah Visual, adalah gerak tubuh dan mimik wajah. ciri olah visual yang baik misalanya, spontan dan alamia, waktu yang pas, mengkoordinasi seluruh tubuh, isyarat yang baik harus full, isyarat usahakan bervariasi. jadi jika disingkat jadi 3P (poise adalah percaya diri, Pause adalah hentian dengan olah vokal, Pose adalah berpose.

      
       Disampaikan Forum Divisi Penalaran, 2013
       Referensi : Berbagai Sumber

      

      

      

      
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar