~Selamat Datang Di Blog Saya~

Kamis, 26 November 2015

Materi Sarina (PPAB GmnI)




SARINAH

 kita mungkin sering mendengar nama ini. Nama yang sebenarnya tak beda dengan nama-nama lain yang ada di Indonesia maupun di daerah manapun, layaknya nama Dewi, Ayu, Rangga, Smith maupun Park, Sarinah juga memiliki kedudukan yang sama.
Namun apa yang membedakaknya?.. ya, nama tersebut selalu mampu membawa kita kepada tokoh revolusioner bangsa Indonesia, Soekarno. Hubungan yang sangat erat antara kedua manusia ini namapaknya bisa kita cermati dari buku Soekarno, Penyambung Lidah Rakyat. Tak kurang dari 8 kali, bung karno memunculkan nama beliau dalam tulisannya itu, ini juga masih belum tehitung di dalam buku "SARINAH", Kewadjiban Wanita Dalam Perdjoangan Republik Indonesia.
Sarinah merupakan wanita yang menjadi figur kunci dari seorang Bung Karno sebagaimana dikutip dalam buku Penyambung Lidah Rakyat, yakni :

"Sarinah adalah bagian dari rumah tangga kami. Tidak kawin. Bagi kami dia seorang anggota keluarga kami. Dia tidur dengan kami, tinggal dengan kami, memakan apa yang kami makan, akan tetapi ia tidak mendapat gaji sepeserpun. Dialah yang mengajarku untuk mengenal cintakasih. Aku tidak menyinggung pengertian jasmaniahnya bila aku menyebut itu. Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat. Massa rakyat, rakyat jelata. Selagi ia memasak di gubuk kecil dekat rumah, aku duduk disampingnya dan kemudian ia berpidato, "Karno, yang terutama engkau harus mencintai ibumu. Akan tetapi kemudian engkau harus mencintai pula rakjat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya."
Sarinah adalah nama yang biasa. Akan tetapi Sarinah yang ini bukanlah wanita yang biasa. Ia adalah satu kekuasaan yang paling besar dalam hidupku. Di masa mudaku aku tidur dengan dia. Maksudku bukan sebagai suamiisteri. Kami berdua tidur di tempat tidur yang kecil. Ketika aku sudah mulai besar, Sarinah  sudah tidak ada lagi".
Dalam kutipan tulisan yang diambi dari buku penyambung lidah rakyat diatas, kita dapat menangkap bahwa sosok sarinah merupakan sosok yang sangat penting bagi Soekarno. Ajaran yang disampaikan oleh Sarinah mengenai Cinta kasih yang merupakan nilai-nilai dari Humanisme selalu melekat kedalam pemikiran Soekarno. Hal ini dibuktikan Bung Karno, ketika beliau melakukan Perjalanan ke Bandung Selatan yang berakibat pertemuan dengan petani Marhaen yang menginspirasi lahirnya Marhaenisme yang merupakan  wujud kepedulian Bung Karno terhadap rakyat jelata sesuai dengan pesan mbok Sarinah, menjadi suatu bukti bahwa nilai-nilai yang selalu ditanamkan Sarinah ketika Soekarno kecil selalu menemaninya memasak, teraplikasikan oleh Soekarno Dewasa.
Pengaruh Sarinah dalam kehidupan Soekarno selalu menjadi latar belakang dari keberhasilan-keberhasilan beliau dalam memberikan nilai-nilai yang terbaik bagi Negara ini.
Nasionalisme Soekarno contohnya, merupakan Nasionalisme yang paling populer dan kemudian diresmikan pada masa awal kemerdekaan. Nasionalisme Soekarno ini mengambil platform Marhaenisme dan Sarinahisme sebagai common denominator untuk menyatukan seluruh elemen bangsa melawan kolonialisme.
Marhaen adalah seorang petani dan Sarinah adalah pembantu rumah tangga. Marhaenisme adalah salah satu konsepsi subatern yang berbeda dengan konsep proletar yang hanya ada dalam masyarakat kapitalisme lanjut di negara Barat. Kalau proletar adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai modal selain tenaganya sehingga dia terpaksa menjualnya pada pemilik modal, maka Marhaen, adalah seorang yang mempunyai modal, seperti tanah dan hewan peliharaan, tetapi mereka tetap menjadi miskin.
Marhaen adalah massa, demikian pula Sarinah. Tetapi, Marhaen telah berubah menjadi ‘Marhaen’, dan Sarinah berwujud menjadi ‘Sarinah’ dalam ideologi Nasionalis yang merepresentasikan Rakyat dan Bangsa (dengan R dan B besar). Bukan sebaliknya, bangsa atau rakyat didefinisikan oleh orang-orang seperti Marhaen yang petani atau Sarinah yang pembantu. Mahaen dengan kata lain di-Marhaen-kan.

GENDER DASAR
Terdapat kerancuan dalam pemaknaan istilah gender dan Seks yang tidak banyak diketahui orang. Beberapa kalangan menganggap seks maupun Gender merupakan term yang memiliki konotasi yang sama. Hal ini merupakan suatu kesalahan dimana dalam implementasinya pemaknaan kedua istilah ini cukup memiliki perbedaan yang penting untuk dibedakan.
Menurut Mansoer Fakih dalam bukunya "Analisis Gender", beliau membedakan pemaknaan istilah Gender dan Seks, dimana pengertian kedua istilah tesebut yakni :
Ø   Gender adalah suatu sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara social maupun cultural. Anggapan bahwa permpuan itu lemah lembut, cantik , emosional atau keibuan. Sedangkan laki-laki lebih kepada kuat, rasional, perkasa. Sifat –sifat tersebut memiliki kemungkinan untuk dipertukarkan.
Ø   Sex adalah pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin menusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Alat-alat kelamin tersebut tidak bisa dipertukarkan antar beda jenis, hal inilah yang kemudian sering disebut sebagi ketentuan Tuhan atau Kodrat.
Dari pengertian diatas, maka sesungguhnya tidak ada masalah yng serius yang mampu menyebabkan ketidakadilan terhadap jenis kelamin tertentu. Namun dalam realitas yang ada berbeda.
Bagi jenis kelamin tertentu, konstruksi social yang terbentuk (bahkan sebelum dia dilahirkan), menyebabkan terjadinya perbedaan gender yang kemudian memunculkan ketidak adilan. Ketidakadilan tersebut berkisar seperti :
Ø  Terjadinya Marginalisasi terhadap jenis kelamin tertentu dikarenakan konstruksi Gender
Ø  Terjadinya Subordinasi terhadap Jenis kelamin tertentu dikarenakan konstruksi Gender
Ø  Lahirnya Stereotype terhadap Jenis kelamin tertentu dikarenakan konstruksi Gender
Ø  Stastistik Kekerasan terhadap Jenis kelamin tertentu lebih besar dari pada jenis kelamin yang lain dikarenakan konstruksi Gender
Ø  Beban kerja ganda terhadap Jenis kelamin tertentu dikarenakan konstruksi Gender
Ketidakadilan yang ada diatas juga termanifestasikan di tingkatan yang berbeda-beda diantaranya :
Ø  Tingkat Negara
Ø  Di tempat kerja
Ø  Di lingkungan social masyarakat adapt
Ø  Di lingkngan rumah tangga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar