Agar Risak
Tak Kian Merusak Si Kecil
Dampak
akibat perisakan terhadap anak mesti
ditangani
secara dini. perisakan lewat dunia cyber tak kalah meyeramkam
B
|
uyung,
9 tahun menunjukan perilaku aneh sebulan belakangan ini. bocah itu kerap
berjalan dalam tidur malamnya, menuju belakangrumah, dan disana disana
mengorek-ngorek tanah seperti mencari sesuatu. semula orang tuanya mengira
Buyung kelindur saja. “Setelah diperikasa, ternyata masalah ini bersumber dari
bullying yang ia terima dari teman sekolahnya,”kata isa Multazam Noor,
psikiater anak dan remaja rumah sakit jiwa Dr soeharjan di jakarta.
Isa
tak bersedia mengungkapkan identitas asli anak yang ditangani tersebut. Tapi ia
memastikan perisakan(bully) terhadap buyung itu kerap terjadi, antara lain
dengan menyembunyikan tempat pensil kegemarannya kadang-kadang ditong sampah
“walhasil, kegelisahannya untuk menemukan kotak pensilnya terbawa sampai tidur
(Tempo,2015:78)
Bocah
ini merupakan satu diantara pasien yang menjadi korban risak-yakni perilaku
agresif yang dilakukan kepada anak dan remaja usia sekolah dengan cara tak
menyenangkan. perilaku ini diulang atau berpotensi diulang, semisalnya
mengancam, menyerang secara fisik dan mengejek, sehingga kadang menemukan kasus
dimana sikecil mengalami diare, pusing, sakit perut dan mual tapi ketika di cek
di rumah sakit keadaan organ tubuh anak dalam keadaan sehat.
Perisakan
belakangan ini kian parah, seiring dengan gampangnya anak kecil mengakses dunia
maya lewat gadget. sebelumnya ada
berbagai macam bentuk risak, yakni fisik, verbal, dan psikologis. Ini semua
terjadi karen pertemuan fisik. Nah, perisakan lewat media elektronik atau
cyberbullying mengancam tanpa harus ada interaksi langsung.
Risak lewat dunia cyeber itu
terjadi lewat layanan diberikan telepon seluler, seperti sms, dan media sosial
(FB,Twitter dll). Di indonesia risak kian marak di indonesia beberapa tahun ini
kita bisa lihat pemberitaan kriminal anak-anak di telivisi. ini diakibatkan
anak-anak kian gampang untuk mengakses internet dan telivisi yang tidak mendidik.
Dampak dari risak cyber sama
seramnya dengan bully tradisional bahkan si korban akan mengalami tekanan dan
kehilangan kepercayaan diri sehingga males bergaul akibatnya berdampak si anak
akan males sekolah dan mengalami depresi. jika ini terus terjadi maka akan
mengakibtkan psikotik akut yang membuat si anak berhalusinasi dan mendengarkan
sesuatu dan jika si anak tidak tahan lebih parah lagi si anak yang kena perisak
akan melakukan tindakan bunuh diri atau melakukan tindakan kriminal terhadap
pelaku risak.
Berdasarkan hasil riset Himpunan
Psikologi Indonesia 2015 memaparkan hasil yang cukup menyengangkan yakni : (1)
80% anak dan remaja Indonesia menggunakan internet, sebagian besar dari mereka
online setiap hari atau setidaknya seminggu sekali. (2) 42% menyadari risiko
cyeberbullying dan 13% diantara mereka menjadi korban bully selama tiga bulan
sebelumnya. (3) 58% tak menyadari risiko cyeberbullying.
Dampak risak akan menimbulkan
kerusakan mental dan tindakan kriminal yang tak terduga dalam jangka panjang
sehingga merusakan regenarasi bangsa ini(denny).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar