Public
Speaking
Oleh Denny Saputra
1. Latar
Belakang
Diantara Salah satu Karunia Gusti Allah
yang paling besar bagi umat manusia adalah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk
mengungkapkan isi hatinya dengan bunyi yang dikeluarkan dari mulutnya.
Berbicara telah membedakan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lainya.
Kambing hanya bisa mengembek, anjing mengonggong tapi mereka tak mampu untuk
bercerita dengan sesama mereka. Dengan berbicara, manusia mengungkapkan
dirinya, mengatur lingkunganya dan pada akhir menciptakan bangunan Budaya yang
dapat kita lihat saat ini.
Lama
Sebelum lambang – lambang ditemukan digunakan, orang sudah menggunakan bicara
sebagai alat komunikasi bahkan, setelah era sekarang berbicara menjadi sangat
dominan. berbicara tidak dapat digantikan dengan tulisan karena apa? karena
dengan berbicara dapat menciptakan suasana lebih akrab, lebih personal, dan
lebih manusiawi. Tidak dipungkiri ilmu dalam berbicara menjadi hal yang penting
baik secara pribadi manusia maupun membangun sebuah organisasi yang aktif.
Hitler
berkata dalam bukunya Mein Kampf “ Setiap gerakan besar didunia ini
dikembangkan oleh ahli-ahli pidato dan bukan oleh jago-jago tulisan” begitu
luar biasa kemampuan berbicara sehingga mampu membawa tokoh yang sangat
berpengaruhi di era perang Dunia II dan membawah posisi tertinggi di Jerman
ketika itu. Hasil penelitian membuktikan 75% kegiatan manusia adalah berbicara
dan hampir mayoritas kegiatan komunikasi berbentuk berbicara. Berbicara juga
menunjukkan identitas bangsa, berbicara mengungkapan apakah kita orang terpelajar
atau kurang ajar!.
Penting
bagi Organisasi kampus untuk dapat meningkatkan kualitas public speaking
kadernya untuk dapat berkomunikasi dengan steak holder seperti rektorat, sesama
organisasi internal, organisasi eksternal atau masyrakat, oleh karena itu
materi public speaking menjadi materi
wajib oleh organisasi Fordimapelar Untag Surabaya.
2. Sejarah
Ilmu Retorika atau Public Speaking Setua
kehidupan Manusia. Gaya Public speaking yang fasih dan lancar pertama kali
dipertunjukan oleh upacara adat misalnya kelahiran, kematian, lamaran,
pernikahan dll. banyak sekali peristiwa sejarah disebabkan oleh pidato-pidato
besar. Disini akan kita bahas sejarah retorika yang pandangannya ke arah barat
yakni yunani dan romawi.
Sejarah
retorika tak lepas dari kenagarawan atau politik tiap-tiap bangsa yang ada
didunia ini, maka tak dipungkiri kejadian-kejadian besar yang tercatat di
sejarah dibuat atau disusun oleh pidato-pidato besar. berdasarkan literatur
sistematis retorika di cetuskan oleh bangsa yunani tapi dipungkiri di bangsa,
dan daerah lain telah tumbuh juga.
Sistematis
Retorika disusun oleh orang-orang Syracuse, yakni orang-orang yang berada di
pulau sicilia di yunani. Bertahun- bertahun pulau sicilia ini dukuasai oleh
pemerintahan yang tiran, sehingga semua milik orang syracuse diambil dengan
paksa baik tanah, rumah dll. atas perlakuan yang kejam ini orang syracuse
dipulau sicilia menderita sehingga penderitaan ini menciptakan perlawan dari
warga sipil yang disebut revolusi sicilia hingga pemerintahan tirani runtuh. di
buatlah pemerintahan yang baru dan demokratis yang memiliki tujuan untuk
mengembalikan seluruh kekayaan rakyat pulau sicilia, disini permasalahan
terjadi sehingga memunculkan sebuah sistematis retorika yang pertama. pemerintahan
kesulitan mengambalikan harta warga karena disebabkan begitu banyak yang
mengklaim harta masing apalagi di era tersebut tak ada surat akta tana dll
sehingga warga yang tidak mampu mempertahankan argumen public speaking mereka,
maka mereka akan kalah walaupun itu adalah banar-benar kekayaan mereka.
Melihat
permaslahan itu lembaga sosial di zaman itu yang bernama Corax menuliskan
makalah retorika, yang diberi nama Techne Logon ( Seni Kata-kata ) yang
membantu masyarakat sicilia yang tak pandai berbicara. makalah ini menggunakan
teknik kemungkinan dalam setiap dasar ilmu retorikanya dengan sub bagian yang
sistematis yaitu Pembukaan, Uraian, Argumen, Penjelasan Tambahan, dan
Kesimpulan. Dari pondasi dasar ini maka retorika barat berkembang hingga saat
ini.
3. Retorika
Modern
Jika kita melihat sejarah Retorika di
bagi menjadi 3 Sejarah yaitu Retorika era Awal, Pertengahan dan Modern. disini
kita akan membahas retorika yang telah berkembang sesuai kebutuhan modern. Di
era modern ini retorika telah berkembang 3 aliran retorika yaitu :
1. Aliran
Epistomologis
Aliran ini menekankan pada proses
psikologis, teori pengetahuan ( motode, sifat dan batas pengetahuan manusia )
2. Aliran
Belles Letters
Aliran ini fokus kepada keindahan
kata-kata, bahasa, gerak tubuh, esensi pesan yang disampaikan dalam retorika
tapi aliran ini megabaikan segi informatifnya.
3. Aliran
Ekokusionis
Aliran ini Fokus kepada penyampaian
pidato dan orasi Praktis, misalnya ketika “ Pembicara tak boleh terlihat
melantur, ia harus mengarahkan matanya kepada pendengar dan mejaga
ketenangannya”.
Seorang
pidato intelektual akan mengabungkan ketiga aliran ini yakni aliran epistomologis sebagai penguat
pidato berupa teoritis, aliran Belles Letters sebagai seni bahasa yang
disampaikan sehingga enak didengar oleh pendengar, aliran Ekokusionis sebagai
gaya gerak tubuh. oleh karena itu Penting bagi kader Fordimapelar untuk memahami
dan mempraktekan retorika modern untuk membantu tercapainya iklim ilmia
dikampus.
4. Tahap
Persiapan Pidato
Sebelum kita memulai pidato kita harus
mempersiapkan tahapan awal persiapan pidato berupa Jenis pidato apa yang kita
lakukan, topik dan tujuan buat apa pidato disampaikan dan pengembangan bahasa
seperti apa yang sesuai dengan pendengar agar pidato ya disampaikan tersampaikan
dengan baik.
Kita
harus memahami jenis-jenis pidato agar kita dapat memilih pidato yang sesuai
dengan kebutuhan, berdasarkan literatur pidato di bagi 4 macam yaitu :
1. Pidato
Impromtu
Pidato ini adalah pidato yang
disampaikan secara dadakan dan spontanitas, bagi yang terbiasa berpidato atau
public speaking pidato impromtu menjadi hal yang biasa, karena telah terbiasa
berbicara didepan umum. Ada beberapa keuntungan Impromtu yaitu : pidato jenis
ini mengungkapan perasaan yang sebenarnya karena pelaku tak harus memikirkan
sebelumnya apa yang disampaikan, gagasan yang disampaikan terkesan lebih segar
dan baru karena terjadi spontanitas, pidato jenis ini memakasa anda untuk
berfikir terus menerus. tapi ada juga beberapa kerugian dalam impromtu jika
pembicaranya masih hijau yaitu : informasi yang disampaikan terlihat masi
mentah, pelaku penyampaian tersendat dalam menyampaikan pidatonya, gagasan yang
disampaikan bisa saja ngawur, kemungkinan demam panggung akan sangat terasa
oleh sang pelaku. tapi jika situasi ini tak dapat dihindari ada beberapa tips
misalnya : mulailah berjalan dari belakang pendengar, tarik nafas untuk
menenangkan grogi, buatlah salam pembuka yang banyak (selamat pagi, assalamualaikum,
salam sejahterah dll) untuk mengkondisikan grogi, mengaku dan jujur kepada
pendengar bahwa saya grogi, meyususun teknik global pidato misalanya pembukaan,
isi, pemecahan masalah, perbandingan, kesimpulan dan penutup yang berkesan.
2. Pidato
Manuskrip
Pidato ini menggunakan naska dari awal
hingga akhir pidato, sehingga pidato ini terkesan membacakan pidato. Jenis
pidato ini biasanya diperlukan oleh tokoh nasional, sebab kesalaha kata saja
dapat menimbulkan masalah dan kekacauan bagi sang pembicara. manuskrip juga
digunakan oleh para ilmuwan untuk menyampaikan hasil karya ilmianya dengan
data-data yang dikumpulkanya. Ada beberapa keuntungan jenis pidato ini :
kata-kata dapat dipilih dengan baik dan benar, kefasihan bicara dapat tercapai
karena hanya membaca, hal-hal yang ngawur dan menyimpang dapat dihindari,
manuskrip dapat diterbitkan dan diperbanyak. ada keuntungan ada juga kerugian
dalam jenis pidato ini yaitu : Jenis pidato ini terkesan boring, keruang hidup
dalam berkomunikasi, pembuatannya lebih lama. Tapi kekurangan jenis pidato ini
dapat ditutupi dengan beberapa tips yakni : setelah menyusun semua pidato
susunlah gambatan isi pidato, baca naska pidati ini beberapa kali sambil
membayangkan pendengar, gunakan percakapan yang lebih informal dan langsung
seperti melihat pendengar, hafalkan sekedarnya, siapkan manuskrip dengan
ketikan besar dan 3-4 spasi sehingga mudah dilihat dan batas pinggir yang luas.
3. Pidato
Memoriter
Pidato ini sama dengan pidato manuskrip
tapi perbedaanya pidato ini terkesan dihafal dari awal pidato hingga selesai
pidato.
4. Pidato
Ekstempore
Jenis pidato ini adalah jenis pidato
yang paling baik, paling digemari, paling sering digunakan. Pidato ini
menggunakan Out Line ( Garis Besar ) Isi pidato dan Supporting Point (
Penunjang Pembahasan ) tetapi pembicara tidak menghapal maupun mengingat kata
demi kata yang ada pada naska pidatonya. ada beberapa keuntungan jenis pidato
ini adalah : komunikasi dengan pendengar lebih langsung dan intensif, pesan dan
gaya dapat lebih fleksibel, dan kerugian dalam jenis pidato ini pada dasarnya
tidak ada kecuali bagi para juru pidato pemula misalnya : kefasihan dalam
penyampaian pidato, pemilihan bahasa yang jelek, grogi, kurang siap dalam
segala hal. piadato ini perlu latihan demi latihan.
Setelah
kita memahami jenis pidato yang kita gunakan sesuai kebutuhan dan kemampuan,
maka setelah itu kita menentukan topik pidato apa yang ingin kita sampaikan
kepada pendengar. ada beberapa tips dalam menentuka topik yang baik yakni :
Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan kita, karena jika kita
menggunakan latar belakang pengetahuan kita, kita lebih gampang dalam menyusun,
menyampaikan dan mendalami isi pidato tersebut, dan terkesan anda lebih ahli,
topik harus menarik bagi anda dan pendengar, Topik harus mudah dipahami oleh
pendengar, Topik harus ditunjang dengan bahan atau data yang lain.
Setelah
menentukan Topik Pidato sehingga menghasilkan judul pidato maka jangan lupa
tentukan tujuan pidato tersebut, jika berlandaskan teori pada umumnya tujuan pidato
dibagi 2, yang pertama Tujuan umum dan kedua Tujuan Khusus. Jika kita membedah
Tujuan umum kita dapat menemukan 3 yaitu : Informatif ( Informasi ), Persuasif
( Mempengaruhi) dan Rekreatif ( menghibur ) tapi dengan berkembanganya ilmu
public speaking 3 kombinasi tujuan umum ini dapat dijadikan satu ketika
melakukan implementasi penyampaian pidato. sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan atau maksud pribadi pidato yang akan diselipi dalam pidatonya. Misalnya
:
Topik :
Public Speaking
Judul :
Public speaking membangun organisasi
Tujuan Umum : Informatif
Tujuan Khusus : - Pendengar dapat mengetahui peran public speaking dalam
organisasi
- Memberikan
simulasi dan praktek
Selanjutnya
dalam persiapan pidato kita harus mengembangkan bahasa yang akan digunakan ada
beberapa tips dalam pengembahan bahasa dalam penyampaian pidato yaitu :
memberikan penjelasan ( misalnya definisi dll), Memberikan Contoh kasus
sehingga memudahkan pemahaman pendengar, Memberikan Analogi yakni perbandingan
untuk melihat kesamaan dan perbedaan, Memberikan Testimoni atau Kutipan para
Ahli, Memberikan statistik agar penyampaian yang disampaikan lebih akurat dalam
hal data dan dapat dipertanggung jawabkan,
memberi kata perulangan yang menjadi dasar dan masksut isi pidato.
5. Tahapan
Penyusunan Pidato
Boleh kita berbicara jujur kadangkala
ketika ketika mendengar pidato ataupun mendengar dosen di kelas yang begitu
panjang tapi tidak direspon oleh pendengar dengan baik, terkesan membosankan
walaupun sang pendengar diam dan taat tapi dalam kedaan terpaksa sehingga pesan
yang ingin disampaikan oleh pendengar tak tersampaikan, sehingga yang
dihasilkan hanya kelelahan dan penghabisan waktu. Ini dapat disebabkan karena
gaya penyampaian pidato, isi pidato, dan
menghidupkan suasana pidato atapun tidak mengenal karakter sang pendengar. oleh
karena itu penting bagi sanga juri pidato memahami prinsip dasar komposisi
pidato, pesan pidato, membuat garis besar pidato, memilih kata-kata yang tepat,
membuka dan menutup pidato.
Dalam
Prinsip dasar Komposisi pidato Raymond S Ross, mengatakan ada tiga yakni :
Unity (Kesatuan) maksudnya adalah pidato yang disampaikan dari pembukaan, isi,
kesimpulan dan penutup dalam sisitematis kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
yang kedua adalah Pertautan adalah kalimat ataupun kata penyambung dala setiap
unsur pidato kita untuk dapat menyususun pidato yang lebih mudah dipahami. yang
terahkir adalah Titik Berat, 2 kesatuan komposisi tadi fungsinya memudahkan pendengar
untuk memahami makna dalam isi pidato, sedangkan titik berat dalam komposisi
adalah memberikan garis merah atau slogan yang kuat dalam pidato yang ingin
ditonjolkan misalanya pemikiran baru, gagasan, argumen dengan menggunakan gaya
uraian lisan yang hentian, intonasi nada, perubahan nada, dll
Menyusun
pesan pidato sama pentingnya dengan memahami prinsip dasar Komposisi pidato.
menyusun pesan pidato sama halnya dengan menyusun organisasi, oleh karena itu
organisasi pesan sangat penting agar pesan yang disampaikan lebih teratur, ada
6 cara urutan awal dalam pidato yaitu : Urutan Deduktif maksutnya pembukaan
pidato dimulai dengan gagasan utama, penjelasan, informasi penunjang,
kesimpulan dan bukti, sedangkan induktif kebalikannya. urutan selanjutnya yaitu
urutan kronologis, pesan ini disampaian berdasarkan urutan waktu baik kedepan
maupun kebelakang. urutan ke 4 adalah Logis, adalah urutan dengan konsep sebab
akibat atau akibat ke sebab. urutan ke 5 adalah spasial, pesan yang berhubungan
dengan geografis dan tempat. urutan terahkir adalah Topikal, urutan yang sesuai
dengan topik yang saling sistematis.
Raymond
S Ross menganjurkan penyususunan pesan dalam pidato yaitu : (1)Perhatian,
Timbulkan kesan perhatian yang wow kepada pendengar sehingga seakan-akan sang
pembicara mersakan apa yang dirasakan oleh sang pendengar dan objek tertentu
(2)Kebutuhan, bangkitkan minat pendengar dan terangkan bahwasannya itu masalah
atau kepentingan mereka juga (3)Rencana dan Keberatan, Jelaskan konsep
pemecahan masalah, dengan gaya
kepribadian dan ilmu pengetahuan sang pendengar (4) Penegasan Kembali,
penegesan kata pokok pesan yang ingin disampaikan dengan ikhtisar, tinjauan, singkat dan
kata-kata yang mudah diingat (5) Tindakan, Menunjukan Secara jelas tindakan
yang harus mereka lakukan.
Setelah
melakukan penyususunan pesan, dibuatlah garis besar pidato untuk membantu dalam
penyampaian pidato tersebut. Garis besar pidato adalah konsep global dari
pidato tersebut tapi harus sistematis dan mudah dimengerti oleh sang pembicara.
Ada ciri-ciri Garis besar yang baik yaitu : (1) Garis besar terdiri dari 3
bagian yaitu Pengantar, isi, dan penutup (2) jika menggunakan lambang, harus
teratur dan dipahami. Ada beberapa Jenis Garis besar yaitu (1) Garis besar
lengkap, garis besar yang lengkap kata demi kata, sehingga menghindari dari kesalahan
kekurangan kalimat atau kata (2) Garis besar singkat, yaitu garis besar yang
singkat digunakan sebagai pengingat (3) Garis besar alur teknis, yaitu garis
besar double karena dilengkapai dengan garis besar teknis yang berisi gaya
bicara, intonasi dll.
Dalam
Penyusunan pidato harus deperhatikan pemilihan kata, karna pemilihan kata
sangat berpengaruh luar biasa dalam berpidato, misalnya orang desa akan merasa
tersinggung jika kita menyebutnya bodoh atau keterbakangan, tapi jika kita
menyebunya dengan belum memahami maka hasilnya pun akan berbeda. selain itu
kata-kata juga mencerminkan tingkah laku dan struktur bicara sosial pembicara
oleh karena itu ada beberapa tips dalam pemilihan kata-kata misalanya : (1)
Kata Harus jelas, maksutnya adalah kata-kata harus spesifik, mudah dipahami,
sederhana, Menghindari kata2 mumbazir yang akan membingungkan pendengar.(2)
Kata Harus tepat, maksutnya adalah kata-kata disampaikan harus sesuai dengan
situasi pendengar, hindari kata klise, jika menggunakan bahasa pasaran, harus
berhati-hati dalam menggunaknya, hati-hati dalam penggunaan asing yang belum
tentu dipahami oleh pendengar, Hindari kata-kata vulgarisme dan tidak sopan (3)
Jangan terlalu sering menggunakan kata efuisme, yang ahirnya menutupi intisari
yang ingin disampaikan. (4) kata harus menarik, misalnya kata harus menyentuh
perasaan pendengar, Gunakan kata berona maksutnya adalah kata simbolis yang
memiliki makna emosianal, Gunakan bahasa yang figuratif seperti kata
sastra-sastra indah misalnya asosiasi,
metafora, personafikasi dan antitesis, gunakan kata aktif dan bergerak.
6. Tahap
Penyampaian Pidato
Ketika kita mulai belajar pidato, public
speaking atau retorika dan mempraktekan kedalam pidato kita yang pertama kali
pasti kita mersakan yang namanya grogi, jantung berdetuk dengan kencang,
keringat bercucuran dari kepala dan tangan, sehingga menimbulkan kecemasan
dalam berpdato. Kecemasan dalam berkomunikasi adalah batu sandungan yang harus
dilewati oleh sang pembicara. Ia menghilangkan kepercayaan diri. Kecemasan
berkomunikasi amat mempengaruhi kredibilitas komunikator. Betapa pun bagusnya
pesan yang disampaikan, betapun sistematisnya organisasi pesan yang anda buat,
tanpa kepercayaan diri dan kredebilitas anda akan kehilangan pengaruh pendengar
sekaligus.
Membangun
Kepercayaan diri dan Kredebilitas dalam penyampaian pidato sangatlah penting.
Kita bisa mendiagnosis gejala yang ditimbulkan atas kecemasan dalam
berkomunikasi misalnya : detak jantung yang kecang, telapak tangan atau
punggung berkeringat, napas terengah-terangah, mulut kering dan sukar menelan,
ketegangan otot dada, leher dan kaki, tangan atau kaki bergetar, suara bergetar
atau parau, lupa atau ingatan hilang, tidak konsentrasi. Menurut para ahli ini
adalah gejala alamia kepada ancaman tiap makhluk hidup. makanya setiap makhluk
hidup mendapat ancaman apakah dia berlawan, atau melarikan diri.
Ada
beberapa sebab terjadi Kecemasan komunikasi yaitu (1) Tidak tau harus apa yang
dilakukan, ia tidak tau memulai pembicaraan, tidak memperkirakan apa yang terjadi,
ia menghadi ketidak pastian oleh karena itu latihan dan pengalaman akan
menjawab permasalahan itu (2) Karena ia tau akan dinilai, jika berhadapan
penilaian orang lain selalu membuat kita menjadi nerves, oleh karena itu
buanglah anggapan seperti itu, walaupaun gagal lamjutkan kawan (3) Zona Life
Sempit, karna tidak memperbesar daya adaptasi kehidupan sehingga membuat
gampang gugup jika ditempat asing.
Setiap
manusia akan pasti mengalami yang namanya demam panggung, oleh karena itu
janganlah berkecil kita tidak dapat menghilangkan demam panggung tapi
mengendalikannya yaitu dengan (1) Meningkatkan tentang pemahaman retorika mulai
dari persiapan, penyusunan dan penyampaian pidato, pengetahuan retorika
memberikan kepastian tentang apa yang harus dilakukan dan apa reaksi pendengar
jika kita bertindak A dan B (2) Berlatihlah Menulis naska Pidato terlebih
dahulu, kembangkan daya imajinasi kata indah anda terlebih dahulu mulai dari
pemilihan topik, perumusan judul, menentukan tujuan, mengembangkan bahasa, membuat
garis besar pidato, menyususnya secara sistematis, menyususn kembali pidato
dengan komposisi retorika, menyunting kata-kata yag sesuai dengan reaksi ingin diharapkan (3) Berlatihlah ditempat
yang sunyi depan kaca, gambarkan dibenak anda, anda lagi berbicara di depan
ribuan massa, dan latihanlah dengan berbagai macam gaya, ubahlah gaya suara
anda mulai datar, menaik, menurun, berbisik, membentak, mengeluh, tenang,
hidup, bergelora atau olah vokal (4) mengamalkan ilmu dan pengetahuan kepada
semua orang (5) Gunakan teknik relaksasi yang nyaman bagi anda (6) Memancing
respon pendengar (7) Jujur Kepada pendengar (8) Tempo lambat.
Banyak
sekali orang berbicar dengan baik dan lancar tapi banyak juga yang tidak
mendengarkan, ini disebabkan tidak adanya kredibilitas dalam diri pembicara.
ada beberapa tips untuk meningkatkan kredibilitas yaitu (1) Latar belakang
Pembicara (2) Good Sense, maksutnya adalah pendengar menyukai apa yang
dibicarakan, membangun good sense yaitu dengan tidak mengurui, menggunakan
pendekatan rasioanal, sopan dan santun, jujur (3) Good Character, yakni ahklak
yang baik, kejujuran, ketulusan, integritas.(4) Good Will, maksutnya kesiriusan
seorang pembicara (5) Dinamisme, pembicara mencerminkan pendengar.
Ada
beberapa prinsip dalam penyampaian pidato yaitu (1) Kontak, maksutnya menjalin
hubungan dengan pendengar (2) Olah Vokal, Mengubah bunyi menjadi kata, ungkapan,
atau kalimat. ada beberapa hal dalam vokal yang harus diperhatikan misalnya
kejelasan, keragaman, ritma (3) Olah Visual, adalah gerak tubuh dan mimik
wajah. ciri olah visual yang baik misalanya, spontan dan alamia, waktu yang
pas, mengkoordinasi seluruh tubuh, isyarat yang baik harus full, isyarat
usahakan bervariasi. jadi jika disingkat jadi 3P (poise adalah percaya diri,
Pause adalah hentian dengan olah vokal, Pose adalah berpose.
Disampaikan Forum Divisi Penalaran, 2013
Referensi : Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar